Tuesday 5 April 2016

Kepemimpinan dalam Organisasi: Sumber Power dan Pengaruh (Bag. 3)



Bab 2
Sumber Power dan Pengaruh

Konsepsi tentang Pengaruh dan Power
Pengaruh
Pengaruh adalah sebuah kata yang dipahami oleh semua orang secara intuitif. Dalam pengertian umum, pengaruh adalah sekedar efek dari sebuah pihak (”agen”) pada pihak lain (”target”). Namun, pengamatan yang lebih teliti mengungkapkan ambiguitas dan kompleksitas dari konsep yang relatif sederhana ini. Proses dimana si agen mempengaruhi target dapat berwujud dalam berbagai bentuk. Pengaruhnya dapat berlaku pada orang, benda, atau peristiwa. Dalam kasus orang, pengaruhnya dapat berlaku pada sikap, persepsi, perilaku, atau beberapa kombinasi dari hal tersebut. Konsekuensi dari pengaruh agen mungkin dapat berupa seperti yang diinginkan si agen, atau pengaruh tersebut dapat berupa hasil yang tak diperkirakan.

Hasil dari usaha-usaha Pengaruh
Keberhasilan dari usaha pengaruh jelas sekali adalah masalah tingkatan. Namun, sangat berguna untuk membedakan diantara tiga hasil yang berbeda secara kualitatif dari usaha-usaha pengaruh: komitmen, pemenuhan/komplian, dan resistensi. Hasil yang paling sukses adalah komitmen. Hal ini berarti bahwa orang yang menjadi target secara internal sepakat dengan sebuah keputusan atau menerapkan keputusan tersebut secara efektif.
Resistensi adalah hasil paling tidak sukses dari usaha pengaruh. Resistensi berarti orang yang menjadi target pun dipertentangkan dengan proposal atau permintaan, bukannya sekedar acuh saja tentang hal tersebut, dan secara aktif berusaha untuk menghindari melaksanakannya. Orang yang menjadi target akan memberikan respon dalam satu atau lebih cara-cara berikut: (1) memberikan alasan-alasan mengenai mengapa permintaan tersebut tidak dapat dilakukan, (2) berusaha membujuk si agen untuk menari permintaan tersebut, (3) meminta otoritas yang lebih tinggi untuk menolak permintaan si agen, (4) menunda bertindak dengan harapan bahwa si agen akan melupakan permintaan tersebut, (5) berpura-pura melakukan tapi berusaha mensabotase tugas tersebut, atau (6) menolak melakukan permintaan tersebut.

Power
Secara umum power mengacu pada kapasitas agen untuk mempengaruhi seseorang yang menjadi targetnya, tapi istilah ini telah digunakan dalam cara yang berbeda oleh para pakar teori yang berbeda (Dahl, 1957; Grimes, 1978; House, 1988; Jacobs, 1970; Kotter, 1985; Mintzberg, 1983; Pfeffer, 1981). Kadangkala power berarti kemampuan si agen untuk mempengaruhi perilaku dari orang yang jadi target, sedangkan di lain waktu, berarti pengaruh terhadap sikap orang target tersebut serta perilakunya. Kadangkala power didefinisikan dalam istilah yang lebih relatif daripada absolut sebagaimana pada tingkat dimana si agen memiliki lebih banyak pengaruh ada target daripada target tersebut kepada si agen (”net power”).

Sumber Power
Terdapat berbagai sumber power yang berbeda di dalam organisasi (lihat Tabel 2-1). Power diderivasi sebagian dari kesempatan-kesempatan bawaan yang terdapat posisi seseorang di dalam organisasi; ”power posisi” ini mencakup otoritas legitimasi, kontrol terhadap sumberdaya, kontrol terhadap informasi, kontrol terhadap hukuman dan kontrol ekologis.

Sumber-sumber Power di dalam Organisasi
Power Posisi
·         Otoritas formal
·         Kontrol terhadap sumberdaya dan hadiah/reward
·         Kontrol terhadap hukuman
·         Kontrol terhadap informasi
·         Kontrol ekologis
Power Personal
·         Kepakaran
·         Pertemanan/loyalitas
·         Karisma
Power Politis
·         Kontrol terhadap proses-proses keputusan
·         Koalisi
·         Ko-optasi
·         Institusionalisasi

Posisi sebagai Sumber Power
Otoritas Formal
Power yang didapat dari otoritas formal kadangkala disebut dengan legitimate power (French & Raven, 1959). Otoritas didasarkan pada persepsi tentang prerogative/hak perseorangan, kewajiban, dan tanggung jawab yang terkait dengan posisi-posisi tertentu di dalam sebuah organisasi atau sistem sosial. Otoritas mencakup hak yang dirasa dimiliki dari seorang penghuni posisi untuk mempengaruhi aspek-aspek spesifik dari perilaku dari penghungi-prnghuni posisi lainnya. Si agen memiliki hak untuk membuat  jenis-jenis permintaan tertentu, dan orang yang jadi target memiliki kewajiban untuk mematuhinya. Misalnya, seorang manajer memiliki hak yang dilegitimasi untuk menentukan aturan kerja, memberikan tugas kerja, dan mengarahkan perilaku tugas dari para bawahannya.
Davis (1968), Reitz (1977, hal. 468) menyediakan beberapa contoh dari jenis-jenis pertanyaan yang dapat diajukan tentang cakupan otoritas pemimpin:
Seorang eksekutif berhak mengharapkan seorang supervisor bekerja keras dan rajin; apakah dia juga berhak mempengaruhi supervisor tersebut untuk memata-matai para rivalnya, berlibur ke luar rumah, bergabung dengan kelompok yang ditemui? Seorang pelatih berhak mengharapkan semua pemainnya melakukan permainan spesifik; apakah dia juga berhak untuk mengarahkan gaya hidup mereka diluar olahraga? Seorang perwira tempur berhak mengharapkan pasukannya untuk menyerang atas perintahnya; apakah dia juga berhak untuk mengarahkan mereka untuk mengeksekusi penduduk sipil yang diklaimnya sebagai mata-mata? Seorang dokter berhak memerintahkan seorang perawat untuk menjenguk pasien atau mengamati otopsi; apakah dia berhak juga untuk memerintahkan perawat itu membantu aborsi yang bertentangan dengan kehendak si perawat?
Sumber power lain yang ada di dalam organisasi adalah control terhadap sumberdaya dan reward/penghargaan. Control ini muncul dari otoritas formal. Semakin tinggi posisi seseorang di dalam hirarki otoritas organisasi, maka semakin besar kontrol terhadap sumberdaya langka yang dimiliki oleh orang tersebut. Eksekutif memiliki lebih banyak kontrol daripada para manajer menengah, yang pada gilirannya memiliki lebih banyak control daripada para manajer lini pertama. Para eksekutif memiliki otoritas untuk membuat keputusan tentang alokasi sumberdaya terhadap berbagai aktivitas dan sub unit, dan sebagai tambahan, mereka berhak untuk meninjau dan memodifikasi keputusan alokasi sumberdaya yang dilakukan pada level-level yang lebih rendah.

No comments:

Post a Comment