Thursday 10 December 2015

Manajemen Sumberdaya Manusia



Dasar-Dasar Manajemen Sumberdaya Manusia
Bab 1
Manajemen Sumberdaya Manusia: Sebuah Perspektif Kontemporer

Perkembangan Manajemen Sumberdaya Manusia
Perdebatan mengenai Manajemen Sumberdaya Manusia telah berlangsung cukup lama, apakah hal tersebut tidak lebih dari sekedar penamaan ulang dari manajemen personalia, kritik ‘wine lama dalam botol baru’, atau sesuatu yang lebih fundamental (Gennard dan Kelly, 1997; Legge, 1995). Sebagaimana yang telah kita ketahui, secara tradisional, manajemen personalia berkonsentrasi pada aktivitas dari para personil profesional, perserikatan dan sejumlah teknik-teknik operasional. Sehingga manajemen personalia dilihat sebagai fungsi pemeliharaan-catatan tingkat-bawah dan ‘pemeliharaan manusia’. Sedangkan stereotipe Manajemen Sumberdaya Manusia berbeda, yang ditentukan sebagai hal yang lebih berkaitan dengan strategi bisnis, dan hubungannya dengan strategi Sumberdaya Manusia, dianggap bahwa Sumberdaya Manusia adalah sebuah, jika bukan sebagai, sumberdaya organisasional yang paling penting. Oleh karena itu telah banyak pembahasan mengenai ‘revolusi’ Manajemen Sumberdaya Manusia.

Storey menggagas Manajemen Sumberdaya Manusia sebagai: keyakinan dan asumsi, kualitas strategis, peranan penting dari para manajer dan perangkat-perangkat penting (lihat Tabel 1.1). Definisi Manajemen Sumberdaya Manusia yang diberikan oleh Storey menekankan pada seperangkat kebijakan tertentu yang sekarang ini diidentikkan dengan ‘manajemen komitmen-tinggi’ atau ‘sistem kerja performa-tinggi’:
Manajemen sumberdaya manusia adalah sebuah pendekatan berbeda terhadap manajemen karyawan yang berusaha untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui pemakaian strategis dari sebuah tenaga kerja yang sangat berkomitmen dan cakap, menggunakan sekumpulan teknik-teknik kultural, struktural dan personel yang terintegrasi. (Storey, 1995: 5)