Thursday 22 October 2015

Sejarah singkat Imam Syafi’i (Bagian 1)

Tahun dan Tempat Lahir

Nama asli dari Imam Syafi’i adalah Muhammad bin Idris. Gelar beliau Abu Abdillah. Orang Arab kalau menuliskan nama biasanya mendahulukan gelar dari nama sehingga berbunyi: Abu Abdillah Muhammad bin Idris. Beliau lahir di Gazza, bagian selatan dari Palestina, pada tahun 150 H. pertengahan abad kedua Hijriyah.
Ada ahli sejarah mengatakan bahwa beliau lahir di Asqalan, tetapi kedua perkataan ini tidak berbeda karena Gazza dahulunya adalah daerah Asqalan. Kampung halaman Imam Syafi’i rahimahullah bukan di Gazza Palestina, tetapi di Mekkah (Hijaz). Dahulunya ibu-bapak beliau datang ke Gazza untuk suatu keperluan, dan tidak lama setelah itu beliau lahir.

Ketika beliau masih kecil bapaknya meninggal di Gazza, dan beliau menjadi anak yatim yang hanya dibela oleh ibunya saja. Sejarah telah mencatat bahwa ada dua kejadian penting sekitar kelahiran Imam Syafi’i rahimahullah yaitu:
1). Sewaktu Imam Syafi’i dalam kandungan, ibunya bermimpi bahwa sebuah bintang telah keluar dari perutnya dan terus naik membubung tinggi, kemudian bintang itu pecah bercerai dan berserak menerangi daerah-daerah sekelilingnya. Ahli mimpi menta’birkan bahwa ia akan melahirkan seorang putera yang ilmunya akan meliputi seluruh jagad. Sekarang menjadi kenyataan bahwa ilmu Imam Syafi’i rahimahullah memang memenuhi dunia, bukan saja di tanah Arab, di Timur Tengah dan Afrika, tetapi juga sampai ke Timur Jauh, ke Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina dan lain-lain.
2). Sepanjang sejarah pada hari Imam Syafi’i rahimahullah dilahirkan itu, meninggal dunia dua orang Ulama Besar, seorang di Bagdad (Iraq) yaitu lmam Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit (pembangun Madzhab Hanafi) dan yang seorang lagi di Mekkah, yaitu lmam lbnu Jurej al Makky, Mufti Hijaz ketika itu.
Kata orang dalam ilmu firasat hal ini adalah satu pertanda bahwa anak yang lahir ini akan menggantikan yang meninggal dalam ilmu dan kepintarannya. Memang firasat ini akhirnya terbukti dalam kenyataan.

Nenek Moyang Imam Syafi’i rahimahullah
Nenek moyang Imam Syafi’i rahimahullah adalah : Muhammad, bin Idris, bin Abbas, bin Utsman, bin Syafi’, bin Saib, bin Abu Yazid, bin Hasyim, bin Abdul Muththalib, bin Abdul Manaf, bin Qushai. Abdul Manafbin Qushai yang menjadi kakek ke 9 dari Imam Syafi’i rahimahullah, adalah Abdul Manaf bin Qushai kakek yang ke 4 dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Nenek moyang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai dimaklumi, adalah: Muhammad bin Abdullah, bin Abdul Muththalib, bin Hasyim, bin Abdul Manaf, bin Qushai, bin Kilab, bin Marah, bin Ka’ab, bin Luai, bin Ghalib, bin Fihir, bin Malik, bin Nadlar, bin Kinanah, bin Khuzaimah, bin Mudrikah, bin llyas, bin Ma’ad, bin Adnan sampai kepada Nabi lsma’il dan Nabi Ibrahim alaimashshalatu wassalam. Teranglah dalam silsilah ini bahwa Imam Syafi’i rahimahullah senenekmoyang dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Adapun dari fihak lbu: Fathimah, binti Abdullah, bin Hasan, bin Hussein, bin AIi, bin Abi Thalib. Ibu Imam Syafi’i rahimahullah adalah cucu dari cucu Saidina ‘Ali bin Abi Thalib, menantu, sahabat Nabi dan Khalifah ke IV yang terkenal. Sepanjang sejarah diketemukan, bahwa Saib bin Abu Yazid, kakek Imam Syafi’i yang ke 5 adalah sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Jadi, baik dipandang dari segi keturunan darah, maupun dipandang dari keturunan ilmu maka Imam Syafi’i rahimahullah yang kita bicarakan ini adalah karib kerabat dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Gelaran “SYAFI’I” dari Imam Syafi’i rahimahullah diambil dari kakeknya yang 4, yaitu Syafi’i bin Saib.

(Bersambung ke Bag. 2)

No comments:

Post a Comment