Friday 27 November 2015

SEJARAH MEDIA PENYIARAN (Bagian 2)



MEDIA PENYIARAN DAN TEORI KOMUNIKASI
Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah memungkinkan orang di seluruh dunia untuk saling berkomunikasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya berbagai media (channel) yang dapat digunakan sebagai sarana penyampaian pesan. Media penyaran yaitu radio dan televisi merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien dalam mencapai audiennya dalam jumlah yang sangat banyak. Karenanya media penyiaran memegang peranan yang sangat penting dalam ilmu komunikasi pada umumnya dan khususnya ilmu komunikasi massa.
Kemampuan media penyiaran untuk menyampaikan pesan kepada khalayak luas menjadikan media penyiaran sebagai objek penelitian penting dalam ilmu komunikasi massa, disamping ilmu komunikasi lainnya yaitu ilmu komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi.

Media penyiaran merupakan organisasi yang menyebarkan nformasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Oleh karena itu, seperti politik atau ekonomi, media massa khususnya media penyiaran merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan bagian dari system kemasyarakatan yang lebih luas.
Pada bagian ini, kita akan membahas kedudukan media penyiaran dalam teori komunikasi pada umumnya dan teori komunikasi massa pada khususnya. Teori-teori itu umumnya berupaya menjelaskan fenomena media massa sebagai suatu proses yaitu bagaimana proses berjalannya pesan, efek pesan itu kepada penerima (masyarakat) dan umpan balik yang diberikan. Secara umum teori komunikasi massa itu, terdiri dari teori-teori komunikasi massa linear dan sirkular. 
 
 

Model komunikasi Lasswell maupun model jarum hipodernik menunjukkan pesan yang selalu bergerak secara linear (satu arah). Dimulai dari komunikator hingga berakhir pada efek. Hal yang membedakan antara teori S-R dengan teori Lasswell adalah bahwa yang terakhir ini lebih berupaya menggambarkan komponen-komponen yang terlibat dalam proses komunikasi secara lebih lengkap. 

Teori Komunikasi Sirkular
Umpan balik dalam komunikasi massa mulai muncul dalam teori komunikasi yang dikemukakan Melvin DeFleur (1970) yang memasukkan perangkat umpan balik yang memberikan kemungkinan kepada komunikator untuk dapat lebih efektif mengadaptasikan komunikasinya. Dengan demikian, kemungkinan untuk mencapai korespondensi/kesamaan makna akan meningkat. Untuk menjelaskan teorinya, DeFleur mengungkapkannya dalam bagan berikut.


Bagan DeFleur di atas telah memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang fenomena komunikasi massa. Dalam hal komunikasi massa surnber atau komunikator biasanya memperoleh umpan balik yang sangat terbatas dari audiennya. Dengan demikian DeFleur menilai umpan balik dalam komunikasi massa masih bersifat sangat terbatas.


(Bersambung ke bagian 3)

No comments:

Post a Comment