Teori Kuadran
Guru Glickman
Untuk melengkapi penjelasan keempat kompetensi tersebut (pedagogis,
kepribadian, profesional dan sosial) yang harus dikuasai dan dimiliki oleh
guru, maka perlu ditambahkan teori kuadran guru dari Glickman.
Menurut C.D. Glickman, bahwa seorang guru akan bekerja secara
profesional bilamana orang tersebut memiliki kemampuan (ability) yang tinggi pada level abstrak (high level of abstract) dan motivasi (motivation) kesungguhan hati yang tinggi pula untuk bekerja dengan
sebaik-baiknya pada level komitmen (high
level of commitment).
Tingkat komitmen guru terbentang dalam satu garis kontinum, bergerak
dari yang paling rendah menuju yang paling tinggi. Guru yang memiliki komitmen yang
rendah biasanya kurang memberikan perhatian kepada murid, demikian pula waktu dan tenaga yang dikeluarkan
untuk meningkatkan mutu pembelajaran pun sangat rendah. Sebaliknya seorang guru
yang memiliki komitmen yang sangat tinggi biasanya tinggi sekali perhatiannya kepada murid, demikian pula waktu yang disediakan
untuk peningkatan mutu pendidikan sangat banyak.
Sedangkan tingkat abstraksi yang dimaksudkan di sini adalah tingkat
kemampuan berpikir guru secara abstrak dalam mengelola pembelajaran, mengklasifikasikan
masalah-masalah pembelajaran (pengelolaan, disiplin, pengorganisasian dan minat murid), dan
menentukan alternatif pemecahannya. Guru yang memiliki tingkat abstraksi yang tinggi adalah guru yang
mampu mengelola tugas, menemukan berbagai permasalahan dalam tugas, dan mampu
secara mandiri memecahkannya, kemudian merencanakan tindakan-tindakannya.
Tingkat berpikir abstraksi guru ini juga terbentang dalam satu garis kontinum,
mulai dari
rendah, menengah sampai tinggi.
Guru-guru yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah tidak
merasa bahwa mereka memiliki masalah-masalah pengajaran atau apabila mereka
merasakannya mereka sangat bingung tentang masalahnya. Mereka tidak tahu apa yang
bisa dikerjakan dan mereka butuh petunjuk mengenai apa yang bisa dikerjakan.
Guru-guru yang memiliki kemampuan berpikir abstrak menengah biasanya bisa mendefinisikan
masalah berdasarkan bagaimana mereka melihatnya. Mereka bisa memikirkan satu atau dua
kemungkinan tindakan, tetapi mereka mengalami kesulitan dalam memikirkan
rencana yang komprehensif. Sedangkan guru-guru yang memiliki kemampuan abstrak
tingkat tinggi bisa memandang masalah-masalah pengajaran dari banyak perspektif (diri sendiri,
murid, orang tua, administrator, dan alat pelajaran), dan mengumpulkan banyak
rencana alternatif. Selanjutnya, mereka bisa memilih satu rencana dan memikirkan langkah-langkah
pelaksanaan.
Dengan menggunakan dua variabel perkembangan di atas,
yaitu tingkat komitmen dan abstraksi guru, maka kita dapat mengukur dan
mengklasifikasikan guru dengan level penyilangan, seperti tampak pada gambar di
bawah ini.
Level Abstraksi
Paradigma Kategori Guru
Sebaliknya, seseorang tidak akan berkerja dengan secara profesional
bilamana
hanya memenuhi memenuhi salah satu di antara dua persyaratan di atas. Jadi, betapa pun
tingginya kemampuan seseorang ia tidak akan bekerja secara profesional apabila
tidak memiliki motivasi bekerja yang tinggi. Sebaliknya, betapapun tingginya motivasi
kerja seseorang, ia tidak akan sempurna dalam menyelesaikan tugas-tugasnya bilamana
tidak didukung oleh kemampuan.