Dasar-Dasar Manajemen Sumberdaya
Manusia
Bab 1
Manajemen Sumberdaya Manusia: Sebuah
Perspektif Kontemporer
Perkembangan Manajemen Sumberdaya
Manusia
Perdebatan
mengenai Manajemen Sumberdaya Manusia telah berlangsung cukup lama, apakah hal
tersebut tidak lebih dari sekedar penamaan ulang dari manajemen personalia,
kritik ‘wine lama dalam botol baru’, atau sesuatu yang lebih fundamental
(Gennard dan Kelly, 1997; Legge, 1995). Sebagaimana yang telah kita ketahui,
secara tradisional, manajemen personalia berkonsentrasi pada aktivitas dari
para personil profesional, perserikatan dan sejumlah teknik-teknik operasional.
Sehingga manajemen personalia dilihat sebagai fungsi pemeliharaan-catatan
tingkat-bawah dan ‘pemeliharaan manusia’. Sedangkan stereotipe Manajemen
Sumberdaya Manusia berbeda, yang ditentukan sebagai hal yang lebih berkaitan
dengan strategi bisnis, dan hubungannya dengan strategi Sumberdaya Manusia,
dianggap bahwa Sumberdaya Manusia adalah sebuah, jika bukan sebagai, sumberdaya
organisasional yang paling penting. Oleh karena itu telah banyak pembahasan
mengenai ‘revolusi’ Manajemen Sumberdaya Manusia.
Storey menggagas Manajemen Sumberdaya
Manusia sebagai: keyakinan dan asumsi, kualitas strategis, peranan penting dari
para manajer dan perangkat-perangkat penting (lihat Tabel 1.1). Definisi
Manajemen Sumberdaya Manusia yang diberikan oleh Storey menekankan pada
seperangkat kebijakan tertentu yang sekarang ini diidentikkan dengan ‘manajemen
komitmen-tinggi’ atau ‘sistem kerja performa-tinggi’:
Manajemen sumberdaya manusia
adalah sebuah pendekatan berbeda terhadap manajemen karyawan yang berusaha
untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui pemakaian strategis dari sebuah
tenaga kerja yang sangat berkomitmen dan cakap, menggunakan sekumpulan
teknik-teknik kultural, struktural dan personel yang terintegrasi. (Storey, 1995:
5)