Wednesday 29 June 2011

HEPATITIS

HEPATITIS
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan uang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas. (Smeltzer, 2001).
Terjadinya inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.

Akibat komplikasi yang terjadi karena inflamasi pada hepar terganggu pula pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit karena cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia. Kebutuhan cairan dan elektrolit bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat usia seseorang. Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh dalam mengangkut zat makanan ke dalam sel, sisa metabolisme, sebagai pelarut elektrolit maupun non elektrolit, memelihara suhu tubuh, mempermudah eliminasi dan membantu pencernaan. Disamping kebutuhan cairan, elektrolit (natrium, kalsium, klorida dan fosfat) sangat penting untuk menjaga keseimbangan asam-basa, konduksi saraf, konstruksi muskular dan osmolalitas.

Definisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi. 1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus. Disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta leluler yang khas. (Smeltzer. 2001).

Patofisiologis
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hari yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah bilirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intra hepatik, maka terjadi pengangkutan bilirubin tersebut dalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus. Karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek). Jadi ektenis yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan ekskresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat diekskresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

Etiologi
A. Virus
Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Tipe E
Metode transmisi Fekal oral melalui orang lain Parenteral, seksual, perinatal Peranteral, jarang seksual, orang ke orang, perinatal Parenteral, perinatal, memerlukan ko-infeksi dengan tipe B Fekal-oral
Keparahan Tak ikterik dan asimtomatik Parah Menyebar luas, dapat berkembang sampai kronis Peningkatan insiden kronis dan gagal hepar akut Sama dengan tipe D
Sumber virus Darah, feces, saliva Darah, saliva, semen, sekresi vagina Terutama melalui darah Melalui darah Darah, feces. Saliva

B. Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sinusitis.

C. Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.

D. Manifestasi Klinis
Dibedakan menjadi 4 stadium yaitu masa inkubasi, pra ikterik (prodromal), ikterik, dan fase penyembuhan. Masa inkubasi berlangsung selama 18-50 hari, dengan rata-rata kurang lebih 28 hari. Masa prodromal terjadi selama 4 sampai 1 minggu atau lebih.
Pada masa prodromal, gejalanya adalah fatique, malaise, nafsu makan berkurang, mual, muntah, rasa tidak nyaman di daerah kanan atas, demam (biasanya < 39oC), merasa dingin, sakit kepala, gejala seperti flu, sakit tenggorokan, dan batuk. Yang jarang adalah penurunan berat badan ringan, artralgia atau mononeuritis kranial / penfer.
Fase ikterik dimulai dengan urin yang berwarna kuning tua, seperti teh, atau gelap, diikuti oleh feses yang berwarna seperti dempul, kemudian warna sklera dan kulit perlahan-lahan bertambah berat untuk sementara waktu. Dengan bertambah berat ikterus gejala tersebut berkurang dan timbul pruritus bersamaan dengan timbulnya ikterus atau hanya beberapa hari sesudahnya.
Penyakit ini biasanya sembuh sendiri, ikterik menghilang dan warna feses kembali normal dalam 4 minggu setelah onset. Komplikasi yang sering terjadi pad asebagian kecil pasien adalah hepatitis yang sangat berat / fulminan (<1%).

E. Pencegahan
Pencegahan Umum
Pencegahan umum meliputi nasehat kepada pasien yaitu::
1. Perbaikan higiene makanan – minuman
2. Perbaikan higiene sanitas lingkungan dan pribadi
3. Isolasi pasien

Pencegahan Khusus
Pencegahan khusus dengan cara:
1. Imunisasi pasif dengan immunoglobulin normal manusia (normal human immune globulin : NHIG). Perlindungan dengan cara ini bersifat sementara.
2. Imunisasi aktif dengan vaksin HAV yang diinaktivasi. Cara ketiga ini efektif untuk mengeliminasi hepatitis A endemik. Karena tidak ada manusia yang menjadi karier kronis dan sampai saat ini belum diketahui adanya hewan yang menjadi reservoar HAV.


Disarikan dari berbagai sumber.

No comments:

Post a Comment